Setelah selesainya bulan
Ramadhan, kita mesti terus melakukan ibadah dengan penuh istiqamah. Terutama
menghidupkan malam (Ihyaul lail)
seperti shalat tahajud, membaca
Al-Qur'an dan beristighfar. Amalan tersebut merupakan ibadah yang telah
biasa dilakukan di bulan Ramadhan. Oleh karenanya amalan ini mesti terus
dilakukan dengan istiqamah dan bersungguh-sungguh.
Renungkan sejenak tentang pentingnya istiqamah
dalam beribadah. Allah SWT berfirman,
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud : 112)
Bulan Syawal adalah momen
yang tepat untuk menjaga semangat ibadah kita. Ibadah yang baik bukan hanya
yang besar dan banyak, tapi juga yang dikerjakan secara istiqamah. Rasulullah
SAW bersabda dalam hadits riwayat Imam Bukhari:
“Amal yang paling dicintai
oleh Allah adalah yang dikerjakan terus-menerus, meskipun sedikit.”
Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini mengajarkan kita untuk istiqamah dalam
ibadah tanpa merasa terbebani. Yang penting adalah kualitasnya, bukan sekadar
kuantitas. Hadits ini juga mencakup semua amal kebaikan, bukan hanya ibadah
shalat.
Salah satu ibadah yang perlu kita jaga secara istiqamah adalah
shalat tahajud. Allah berfirman,
“Pada sebagian malam,
lakukanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra' : 79)
Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tahajud itu
hanya bisa dilakukan setelah tidur. Maka dari itu, mari kita jaga semangat
ibadah kita, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi sepanjang tahun.
Orang yang senantiasa melakukan shalat tahajud akan
mendapatkan banyak keberkahan, kedudukan yang mulia, dibukakan pintu rezeki,
serta dihapuskan dosa-dosanya dan dijauhkan dari kemaksiatan. Rasulullah SAW
bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi:
“Hendaklah kalian
melaksanakan shalat malam, karena ia adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum
kalian, dan ia juga dapat mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa-dosa,
serta menghindarkan diri dari perbuatan dosa.”
Begitu juga dengan ibadah membaca Al-Qur’an, sebuah ibadah yang
selalu ditekankan di bulan Ramadan. Allah SWT berfirman,
“Kami turunkan dari
Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin,
sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al Isra' : 82)
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa Al-Qur’an menjadi
penyembuh. Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya (Jilid X, hal. 284) bahwa
salah satu makna syifa’ di sini adalah penyembuh bagi hati:
“Menyembuhkan hati dengan
menghilangkan ketidaktahuan dan menghilangkan keraguan.”
Oleh karena itu, kebiasaan membaca Al-Qur’an di malam Ramadan
hendaknya tetap dilanjutkan di luar bulan Ramadan. Orang yang senantiasa
membaca Al-Qur’an akan mendapatkan ketenangan dan kasih sayang dari Allah.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim:
“Tidaklah sekelompok orang
berkumpul di sebuah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), mereka membaca
Al-Qur’an serta mengkajinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan,
rahmat Allah akan menyelimuti mereka, malaikat-malaikat akan mengelilingi
mereka, dan Allah akan menyebut nama mereka di hadapan makhluk-makhluk yang ada
di sisi-Nya.”
Selanjutnya, ibadah yang tidak boleh dilupakan di sepertiga malam
adalah beristighfar. Allah SWT berfirman,
“Dan pada akhir malam,
mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Ad Dzariyat : 18)
Imam Ar-Razi dalam tafsirnya (hal. 175) menjelaskan tentang ayat
ini:
“Ayat ini merupakan isyarat bahwa mereka senantiasa beribadah dan bersungguh-sungguh serta menginginkan agar amal ibadah mereka lebih banyak lagi.”
Istiqamah dalam beristighfar memiliki banyak keutamaan, di
antaranya Allah menurunkan rezeki berupa harta dan anak serta limpahan
keberkahan. Oleh karena itu, mari tumbuhkan sifat istiqamah ini dengan
menyadari bahwa yang menggerakkan kita untuk beribadah adalah Allah SWT. Bukan
semata-mata karena kekuatan kita, tetapi karena karunia dan pertolongan-Nya.#pam