Assalaamu 'alaikum wr.wb.
Ibu/Bapak yang dimuliakan Allah,
Sebulan lagi, ada ibadah besar
yang akan kita laksanakan, yaitu Penyembelihan Hewan Qurban. Mari kita bersiap
untuk dapat mempersembahkan yang terbaik yang mampu kita persembahkan.
Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rizki) namun tidak mau berqurban,
maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah no. 3123.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dari hadits ini mayoritas ulama
sepakat bahwa ibadah Qurban wajib, atau minimal sunnah muakkadah (sunnah yang
diusahakan untuk dilaksanakan), bagi kita yang telah dimampukan Allah Swt.
Oleh karena ibadah Qurban ini
ibadah istimewa, maka mari kita mempersiapkan diri dengan sesungguhnya. Agar
ibadah Qurban kita tidak hanya SAH, namun juga DITERIMA oleh Allah Swt.
Ibu/Bapak yang dimuliakan Allah,
Kata 'Qurban' berasal dari kata 'qarruba', 'yaqrabu', dan 'qurbaanan' yang bermakna 'dekat'. Maka
tujuan ibadah Qurban bukan untuk berkorban (meskipun kata 'qurban' dalam Bahasa
Arab mirip dengan kata 'korban' dalam Bahasa Indonesia), namun untuk mendekatkan
diri kita kepada Allah Swt. (taqorrub
ilallah).
Mari sejenak kita belajar dari
Kisah Qurban pertama oleh Qabil dan Habil, yang diabadikan di dalam Al-Qur’anul
Kariim.
Allah Swt. berfirman:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Qabil dan Habil)
menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima
dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Al-Maa’idah: 27)
Mengapa qurban Qabil ditolak dan qurban Habil diterima?
Qabil adalah anak laki-laki
pertama (bersama Iqlima/Iqlimiya, saudari kembarnya yang berparas cantik) yang
dilahirkan oleh ibu Hawa. Qabil ini seorang petani. Sedangkan Habil adalah anak
laki-laki kedua (bersama Labuda/Layudha, saudari kembarnya yang berparas kurang
cantik) yang dilahirkan oleh ibu Hawa. Qabil ini seorang peternak.
Ketika Allah Swt. meminta
keduanya untuk berqurban, maka Qabil mempersembahkan hasil pertanian yang
berkualitas kurang baik. Ia tidak ikhlas saat berqurban. Sebaliknya, Habil
mempersembahkan hewan ternak yang terbaik yang ia miliki. Ia ikhlas berqurban
untuk Allah. Maka Allah Swt. menolak (tidak menerima) qurban dari Qabil, dan
menerima qurban dari Habil.
___
Ibu/Bapak yang dirahmati Allah,
Sesungguhnya menjadi pilihan
kita, akan mempersembahkan yang terbaik untuk Allah Swt. atau mempersembahkan
qurban yang kurang baik.
Jika kita ingin mendekatkan diri
kita kepada Allah Swt. dengan qurban yang terbaik, maka mari kita pilihkan yang
terbaik yang kita bisa. Kita pilih hewan qurban yang sehat sempurna dan
berpenampilan terbaik. Kita persembahkan hewan Qurban yang sedap dipandang
mata. Bukan yang sebaliknya. Bukan yang sakit, bukan yang kurus, dan bukan pula
yang cacat tubuhnya...
Kita perhatikan Sabda Baginda
Rasul ﷺ berikut:
“Ada empat macam hewan yang tidak sah dijadikan hewan Qurban, yaitu:
yang (matanya) jelas-jelas buta (picek), yang (fisiknya) jelas-jelas dalam
keadaan sakit, yang (kakinya) jelas-jelas pincang, dan yang (badannya) kurus
lagi tak berdaging.” (HR. At-Tirmidzi no. 1417 dan Abu Dawud no. 2420; dari
al-Barra bin Azib ra. Hasan Shahih).
Maka...
Mari kita pilih hewan Qurban yang
sempurna kondisinya, agar Allah Swt. anugerahkan rejeki yang sempurna untuk
kita dan keluarga kita.
Mari kita pilih hewan Qurban yang
sempurna kesehatannya, agar Allah Swt. anugerahkan nikmat sehat yang sempurna
untuk kita dan keluarga kita.
Semoga Allah yang Maha Mulia
berkenan menerima amal ibadah Qurban kita di tahun ini dan tahun-tahun
sebelumnya...
Semoga bermanfaat.
Allaahu a'lam bish-showwab.
Nanung Danar Dono, Ph.D.
Direktur Halal Research Centre
Fakultas Peternakan UGM